KedaiPena.com – Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024 telah menargetkan bisa mengurangi angka kemiskinan secara signifikan hingga di bawah 9 persen pada akhir masa kepemimpinannya pada 2029.
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar misalnya menargetkan mampu menurunkan angka kemiskinan ke level 4 hingga 5 persen hingga 2029, Ganjar Pranowo-Mahfud MD di level 2,5 persen pada 2029, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di level 6 persen pada akhir 2029.
Kalangan akademisi pun menganggap, target yang ketiga pasangan calon itu jauh di bawah tren persentase kemiskinan Indonesia selama ini yang bertengger di level 9,22 persen pada September 2019, 10,19 persen pada September 2020, 9,71 persen pada September 2021, 9,57 persen pada September 2022.
Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menilai, realistis atau tidaknya target penurunan kemiskinan itu juga harus dilihat dari kemampuan untuk membuat kebijakan baru dari sisi pengembangan ekonomi masyarakat bawah. Tidak lagi mengusung konsep growth with equity.
Konsep itu menurutnya mengusung konsep upaya memajukan ekonomi kalangan atas terlebih dahulu untuk memperoleh penerimaan pajak yang banyak. Barulah pajak itu akan digunakan untuk membiayai program perlindungan sosial demi menjaga daya beli masyarakat bawah.
“Jadi ada trickle down effect, yang itu berharap memberi kesejahteraan atau memberantas kemiskinan. Kalau pendekatannya masih seperti itu, masih menganggap bahwa bansos menjadi rujukan untuk mengatasi kemiskinan maka saya kira target di bawah 9 persen sulit dicapai,” kata Achmad Nur, Jumat (27/10/2023).
Menurutnya, ada satu capres yang memiliki program kerja baru dan tidak mengusung prinsip pengentasan kemiskinan seperti growth with equity, melainkan growth through equity. Pasangan calon itu ialah Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
“Dia menjadikan kesetaraan atau keadilan itu sebagai prasyarat untuk pertumbuhan. Jadi dia sasar dulu ekonomi-ekonomi yang memang saat ini punya potensial tumbuh tapi belum dikembangkan tanpa kemudian menghalangi yang sudah tumbuh untuk tumbuh lebih baik,” ujarnya.
Achmad Nur mengungkapkan dalam program Anies-Imin, konsep kesetaraan menjadi prasyarat dari pengentasan kemiskinan.
“Karena itu, pasangan AMIN menekankan bahwa otomatis perbaikan data menjadi acuan utama yang akan diperkuat dan diperbaiki,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa